Dalam Diskusi Publik di Aula Gedung 3 Sekretariat Negara kemarin (12/6/2017) Kementerian PUPR memaparkan pencapaian hasil kinerja mereka. Salah satunya adalah pembangunan jalan tol di Indonesia.
Tercatat dalam kurun waktu 3 tahun ini pemerintahan Joko Widodo telah berhasil melampaui pembangunan ruas jalan tol dari 5 era pemerintahan sebelumnya.
Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan, “Selama 30 tahun sampai 2014, kita baru punya 730 km jalan tol. Jadi dalam pemerintahan Bapak Joko Widodo diharapkan dalam 5 tahun tambah 1.260 km.” Hal itu dikatakannya bulan lalu saat Seminar Kinerja dan Strategi BUMN di Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta (3/5/2017).
Sehingga, kata Rini, pada akhir 2019 nanti BUMN dapat mengoperasikan jalan tol lebih dari 2.000 km.
Proyek-proyek jalan tol yang direncanakan oleh pemerintah antara lain adalah Trans Sumatera, Trans Jawa dan juga ruas tol di Sulawesi (Manado-Bitung) dan Kalimantan (Balikpapan-Samarinda).
Beberapa ruas tol di Sumatera dan Jawa sudah ada yang bisa dipakai untuk mudik Lebaran 2017.
Presiden Joko Widodo memang terus menggenjot konektivitas darat di seluruh pulau besar di Indonesia. “Kita berharap insya Allah 2018 akhir Jakarta-Semarang, Semarang-Solo, Solo-Surabaya sudah tersambung. Dilanjutkan ke arah Timur, Surabaya-Banyuwangi juga 2019 sudah selesai, kita sambung dari ujung ke ujung di Jawa,” ujar Presiden, saat meninjau perkembangan proyek pembangunan jalan tol Bawen – Salatiga, Jawa Tengah, Bulan April lalu (8/4/2017).
Dalam program strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) 2015-2019, pemerintah tak tanggung-tanggung akan membangun jalan tol sepanjang 6.115 kilometer (km).
Pembangunan jalan tol ini tersebar di pulau besar, yakni Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Bali. Rinciannya, Pulau Sumatera sepanjang 2.865 km, Pulau Jawa 2.815 km, Pulau Kalimantan 99 km, Pulau Sulawesi 107 km dan Pulau Bali sepanjang 229 km.
Erri Subakti's Journal 